Kamis, 01 November 2012

MULTIKULTURALISME

Nama            : Novi Nolitavia
Kelas            : 3pa01
Npm             : 15510056
Mata Kuliah  : Lintas Budaya
Tema  2        : Multikulturalisme

Pengertian Multikulturalisme
Multikulturalisme adalah sebuah filosofi terkadang ditafsirkan sebagai ideologi yang menghendaki adanya persatuan dari berbagai kelompok kebudayaan dengan hak dan status sosial politik yang sama dalam masyarakat modern. Istilah multikultural juga sering digunakan untuk menggambarkan kesatuan berbagai etnis masyarakat yang berbeda dalam suatu negara.
Multikulturalisme berasal dari dua kata; multi (banyak/beragam) dan cultural (budaya atau kebudayaan), yang secara etimologi berarti keberagaman budaya. Budaya yang mesti dipahami, adalah bukan budaya dalam arti sempit, melainkan mesti dipahami sebagai semua dialektika manusia terhadap kehidupannya. Dialektika ini akan melahirkan banyak wajah, seperti sejarah, pemikiran, budaya verbal, bahasa dan lain-lain.
Kosep tentang mutikulturalisme, sebagaimana konsep ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan yang tidak bebas nilai (value free), tidak luput dari pengayaan maupun penyesuaian ketika dikaji untuk diterapkan. Demikian pula ketika konsep ini masuk ke Indonesia, yang dikenal dengan sosok keberagamannya. Muncul konsep multikulturalisme yang dikaitkan dengan agama, yakni ”multikulturalisme religius” yang menekankan tidak terpisahnya agama dari negara, tidak mentolerir adanya paham, budaya, dan orang-orang yang atheis (Harahap, 2008). Dalam konteks ini, multukulturalisme dipandangnya sebagai pengayaan terhadap konsep kerukunan umat beragama yang dikembangkan secara nasional.
Kesadaran akan adanya keberagaman budaya disebut sebagai kehidupan multikultural. Akan tetapi tentu, tidak cukup hanya sampai disitu. Bahwa suatu kemestian agar setiap kesadaran akan adanya keberagaman, mesti ditingkatkan lagi menjadi apresiasi dan dielaborasi secara positif. pemahaman ini yang disebut sebagai multikulturalisme.
Multikulturalisme adalah sebuah ideologi dan sebuah alat untuk meningkatkan derajat manusia dan kemanusiaannya. Untuk dapat memahami multikulturalisme diperlukan landasan pengetahuan yang berupa bangunan konsep-konsep yang relevan dan mendukung keberadaan serta berfungsinya multikulturalisme dalam kehidupan manusia. Bangunan konsep-konsep ini harus dikomunikasikan di antara para ahli yang mempunyai perhatian ilmiah yang sama tentang multikulturalisme sehingga terdapat kesamaan pemahaman dan saling mendukung dalam memperjuangkan ideologi ini. Berbagai konsep yang relevan dengan multikulturalisme antara lain adalah, demokrasi, keadilan dan hukum, nilai-nilai budaya dan etos, kebersamaan dalam perbedaan yang sederajat, sukubangsa, kesukubangsaan, kebudayaan sukubangsa, keyakinan keagamaan, ungkapan-ungkapan budaya, domain privat dan publik, HAM, hak budaya komuniti, dan konsep-konsep lainnya yang relevan.
Multikulturalisme sebagaimana dijelaskan di atas mempunyai peran yang besar dalam pembangunan bangsa. Indonesia sebagai suatu negara yang berdiri di atas keanekaragaman kebudayaan meniscayakan pentingnya multikulturalisme dalam pembangunan bangsa. Dengan multikulturalisme ini maka prinsip “bhineka tunggal ika” seperti yang tercantum dalam dasar negara akan menjadi terwujud. Keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia akan menjadi inspirasi dan potensi bagi pembangunan bangsa sehingga cita-cita untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 dapat tercapai.

Multikulturalisme menurut Para Tokoh
1.) Menurut Petter Wilson, Dia mengartikan multikulturalisme setelah melihat peristiwa di Amerika, “ Di Amerika, multikultural muncul karena kegagalan pemeimpin di dalam mempersatukan orang Negro dengan orang Kulit Putih”. Dari sini dapat diambil sebuah sintesa bahwa konsep multikultural PetterWilson semata-mata merupakan kegagalan dalam mempersatukan kelompok etnis tertentu. Kemudian problem penghambatan proses integrasi budaya ini berujung kepada gagalnya atau salahnya perspektif tentang sebuah kesatuan budaya (Unikultural). Yang seharusnya tidak berarti kemajemukan harus dipaksakan unutk menjadi satu, akan tetapi perbedaan itu haruslah menjadi kekuatan yang kompleks untuk bersatu dan berjalan bersama, tanpa adanya konflik.Adanya sebuah konsesus Neo Liberal yaitu datang berdasarkan pada kepentingan ekonomi liberalisme. Juga menjadi faktor penghambat sebuah integrasi bangsa.
2.) Menurut Kenan Malik (1998), multikulturalisme merupakan produk dari kegagalan politik di negara Barat pada tahun 1960-an. Kemudian gagalnya perang Dingin tahun 1989, gagalnya dunia Marxisme kemudian gagalnya gerakan LSM di asia tenggara yang menemukan konsep multikultural yang sebenarnnya. Jalan keluar dari semua itu menurutnya adalah sebuah keadilan yang masih berpegang pada keanekaragaman budaya yang sejati.

Perjalanan Menyambut Multikulturalisme di Indonesia
Kesadaran multikultur sebenarnya sudah muncul sejak Negara Republik Indonesia terbentuk. Pada masa Orde Baru, kesadaran tersebut dipendam atas nama kesatuan dan persatuan. Paham monokulturalisme kemudian ditekankan. Akibatnya sampai saat ini, wawasan multikulturalisme bangsa Indonesia masih sangat rendah. Ada juga pemahaman yang memandang multikultur sebagai eksklusivitas. Multikultur justru disalahartikan yang mempertegas batas identitas antar individu. Bahkan ada yang juga mempersoalkan masalah asli atau tidak asli.
Multikultur baru muncul pada tahun 1980-an yang awalnya mengkritik penerapan demokrasi. Pada penerapannya, demokrasi ternyata hanya berlaku pada kelompok tertentu. Wacana demokrasi itu ternyata bertentangan dengan perbedaan-perbedaan dalam masyarakat. Cita-cita reformasi untuk membangun Indonesia Baru harus dilakukan dengan cara membangun dari hasil perombakan terhadap keseluruhan tatanan kehidupan yang dibangun oleh Orde Baru.

AKULTURASI PSIKOLOGI

Nama            : Novi Nolitavia
Kelas            : 3pa01
Npm             : 15510056
Mata Kuliah  : Lintas Budaya
Tema 1         : Akulturasi Psikologi

Akulturasi adalah penggabungan dua budaya yang berbeda yang merupakan hasil dari proses interaksi. Istilah akulturasi atau culture contact (kontak kebudayaan) mempunyai pengertian proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu di hadapkan dengan unsur-unsur dari kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan di olah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.

Faktor-faktor yang mempengaruhi akulturasi
Terjadinya akulturasi adalah perubahan sosial budaya dan struktur sosial serta pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.

Secara garis besar, ada dua faktor yang menyebabkan akulturasi dapat terjadi, yaitu:
-          Faktor Intern
·         Bertambah dan berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian, migrasi)
·     Adanya penemuan baru. Discovery  penemuan ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada. Invention penyempurnaan penemuan baru. Innovation  pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat sehingga menambah, melengkapi atau mengganti yang telah ada. Penemuan baru didorong oleh kesadaran masyarakat akan kekurangan unsur dalam kehidupannya, kualitas ahli atau anggota masyarakat.
·         Konflik yang terjadi dalam masyarakat.
·         Pemberontakan atau revolusi

-          Faktor Ekstern
·         Perubahan alam
·         Peperangan
·      Pengaruh kebudayaan lain melalui difusi (penyebaran kebudayaan), akulturasi (pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya), asimilasi (pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang sama sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi).
Faktor-faktor yang memperkuat potensi akulturasi dalam taraf individu adalah faktor-faktor kepribadian seperti toleransi, kesamaan nilai, mau mengambil resiko, keluesan kognitif, keterbukaan dan sebagainya. Dua budaya yang mempunyai nilai-nilai yang sama akan lebih mudah mengalami akulturasi dibandingkan dengan budaya yang berbeda nilai.

Pengertian Psikologi Menurut Beberapa Ahli
Psikologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani Psychology yang merupakan gabungan dan kata psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Secara harafiah psikologi diartikan sebagal ilmu jiwa. Istilah psyche atau jiwa masih sulit didefinisikan karena jiwa itu merupakan objek yang bersifat abstrak, sulit dilihat wujudnya, meskipun tidak dapat dimungkiri keberadaannya. Dalam beberapa dasawarsa ini istilah jiwa sudah jarang dipakai dan diganti dengan istilah psikis.

Pengertian Psikologi Menurut Beberapa Ahli
Ada banyak ahli yang mengemukakan pendapat tentang pengertian psikologi, diantaranya:
-          Pengertian Psikologi menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13 (1990), Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang baik yang dapat dilihat  secara langsung maupun yang tidak dapat dilihat secara langsung.
-          Pengertian Psikologi menurut Dakir (1993), psikologi membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.
-          Pengertian Psikologi menurut Muhibbin Syah (2001), psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk , berjalan dan lain sebgainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku yang tampak maupun tidak tampak, tingkah laku yang disadari maupun yang tidak disadari.
Dapat diketahui bahwa pengertian psikologi merupakan ilmu tentang tingkah laku. Pada hakekatnya tingkah laku manusia itu sangat luas, semua yang dialami dan dilakukan manusia merupakan tingkah laku. Semenjak bangun tidur sampai tidur kembali manusia dipenuhi oleh berbagai tingkah laku. Dengan demikian objek ilmu psikologi sangat luas. Karena luasnya objek yang dipelajari psikologi.
Jadi , akulturasi psikologi adalah akulturasi yang terjadi pada psikologis seseorang. Misalnya ada seseorang yang awalnya tinggal dijawa lalu ia berpindah tempat ke papua, sehingga ia akan terpengaruh dengan budaya dipapua dan ia pun harus bisa menerima kebiasaan – kebiasaan disana tanpa meninggalkan atau melupakan daerah awal asalnya yaitu jawa.


Rabu, 31 Oktober 2012

AKULTURASI & RELASI INTERNAKULTURAL


Nama            : Novi Nolitavia
Kelas            : 3pa01
Npm             : 15510056
Mata Kuliah  : Lintas Budaya


Akulturasi
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Dan kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.

Akulturasi merupakan sebuah istilah dalam ilmu Sosiologi yang berarti proses pengambil alihan unsur-unsur (sifat) kebudayaan lain oleh sebuah kelompok atau individu. Adalah suatu hal yang menarik ketika melihat dan mengamati proses akulturasi tersebut sehingga nantinya secara evolusi menjadi Asimilasi (meleburnya dua kebudayaan atau lebih, sehingga menjadi satu kebudayaan). Menariknya dalam melihat dan mengamati proses akulturasi dikarenakan adanya Deviasi Sosiopatik seperti mental disorder yang menyertainya. Hal tersebut dirasa sangat didukung faktor kebutuhan, motivasi dan lingkungan yang menyebabkan seseorang bertingkah laku.

Akulturasi budaya dapat terjadi karena keterbukaan suatu komunitas masyarakat akan mengakibatkan kebudayaan yang mereka miliki akan terpengaruh dengan kebudayaan komunitas masyarakat lain. Selain keterbukaan masyarakatnya, perubahan kebudayaan yang disebabkan “perkawinan“ dua kebudayaan bisa juga terjadi akibat adanya pemaksaan dari masyarakat asing memasukkan unsur kebudayaan mereka. Akulturasi budaya bisa juga terjadi karena kontak dengan budaya lain, system pendidikan yang maju yang mengajarkan seseorang untuk lebih berfikir ilmiah dan objektif, keinginan untuk maju, sikap mudah menerima hal-hal baru dan toleransi terhadap perubahan.

Contoh-contoh dari hasil akulturasi budaya sangat beraneka ragam. Dalam bidang kesenian, arsitektur, agama dan lain-lain.
1. Bentuk bangunan Masjid Sunan Kudus adalah salah satu akulturasi antara Hindu-Islam.

2. Candi-candi di Indonesia sebagai wujud percampuran antara seni asli bangsa Indonesia dengan seni Hindu-Budha. Candi merupakan bentuk perwujudan akulturasi budaya bangsa Indonesia dengan India. Candi merupakan hasil bangunan zaman megalitikum yaitu bangunan punden berundak-undak yang mendapat pengaruh Hindu Budha. Candi Borobudur merupakan wujud dari akulturasi antara agama Hindu-Budha di Indonesia.

3. Bangunan rumah di daerah Kota, Jakarta Utara dan Juga Museum Fatahillah Jakarta merupakan wujud akulturasi dari kebudayaan yang dibawa oleh bangsa-bangsa Eropa ketika menjajah Indonesia. Bangunan Museum Fatahillah menyerupai Istana Dam di Amsterdam, yang terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara.

4. Selain dalam bidang arsitektur, akulturasi budaya juga berpengaruh dalam bidang kesenian. Cabang seni rupa yang berkembang adalah seni ukir dan seni lukis. Pola-pola hiasannya meniru zaman pra-islam, seperti daun-daunan, bunga-bungaan, bukit-bukit karang, pemandangan, garis-garis geometri, kepala kijang, dan ular naga. Contoh, masjid yang di hias dengan ukiran adalah masjid Mantingan, dekat jepara yang terdapat lukisan kera, ukiran gapura di candi Bentar di Tembayat, Klaten, yang dibuat pada masa Sultan Agung pada tahun 1633, dan gapura Sendang Duwur di Tuban. Pada zaman islam juga berkembang seni rupa yang disebut kaligrafi, yaitu seni menulis indah .

5. Kesusastraan pada zaman islam banyak berkembang di daerah sekitar selat malaka (daerah melayu) dan jawa. Kebanyakan karya sastra pada zaman islam yang sampai pada kita sekarang ini telah berubah dalam bentuknya yang baru, baik bahasa maupun susunannya. Pengaruh yang kuat dalam karya sastra pada zaman itu berasal dari Persia. Misalnya, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Bayan Budiman, dan Hikayat 1001 malam (alif laila wa laila).

Relasi Interkultural
Peristiwa yang berhubungan dan saling mempengaruhi antara kebudayaan lokal maupun kebudayaan asing.  Contohnya : Budaya Sunda dengan Jawa, Jawa dengan Minang, Sunda dengan Bugis, Jawa dengan Batak, dll.

Interkultural mengacu pada proses dengan mana kultur (budaya) ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kita mempelajari kultur, bukan mewarisinya. Kultur ditransmisikan melalui proses belajar, bukan melalui gen. Orang tua, kelompok, teman, sekolah, lembaga keagamaan, dan lembaga pemerintahan merupakan guru-guru utama dibidang kultur. Enkulturasi terjadi melalui mereka.


Sabtu, 06 Oktober 2012

Transmisi budaya dan biologis serta awal perkembangan dan pengasuhan

Nama                   : Novi Nolitavia
Kelas                     : 3PA01
Npm                     : 15510056
Mata Kuliah         : Psikologi Lintas Budaya

A.      Pengertian Transmisi Budaya
Transmisi budaya ialah  kegiatan pengiriman atau penyebaran pesan dari generasi yang satu ke generasi yang lain tentang sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dan sulit diubah.
Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. mewariskan budaya dari generasi yang satu ke generasi yang lain melalui sebuah kegiatan pengiriman atau penyebaran sebuah kebiasaan/adat istiadat yang sulit untuk diubah disebut dengan transmisi budaya.

B.      Bentuk Transmisi Budaya
1.    Enkulturasi
Enkulturasi adalah Proses penerusan kebudayaan dari generasi yang satu kepada generasi berikutnya selama hidup seseorang individu dimulai dari institusi keluarga terutama tokoh ibu.
Enkulturasi mengacu pada proses dengan mana kultur (budaya) ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kita mempelajari kultur, bukan mewarisinya. Kultur ditransmisikan melalui proses belajar, bukan melalui gen. Orang tua, kelompok, teman, sekolah, lembaga keagamaan, dan lembaga pemerintahan merupakan guru-guru utama dibidang kultur. Enkulturasi terjadi melalui mereka.

2.      Akulturasi
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.
Akulturasi mengacu pada proses dimana kultur seseorang dimodifikasi melalui kontak atau pemaparan langsung dengan kultur lain. Misalnya, bila sekelompok imigran kemudian berdiam di Amerika Serikat (kultur tuan rumah), kultur mereka sendiri akan dipengaruhi oleh kultur tuan rumah ini. Berangsur-angsur, nilai-nilai, cara berperilaku, serta kepercayaan dari kultur tuan rumah akan menjadi bagian dari kultur kelompok imigran itu. Pada waktu yang sama, kultur tuan rumah pun ikut berubah.

3.      Sosialisasi
Sosisalisasi adalah proses pemasyarakatan, yaitu seluruh proses apabila seorang individu dari masa kanak-kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, dan menyesuaikan diri dengan individu-individu lain dalam masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto, sosialisasi adalah suatu proses di mana anggota masyarakat baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat di mana ia menjadi anggota.

C.      Pengaruh Terhadap Perkembangan Psikologi Individu
a.     Pengaruh Enkulturasi terhadap perkembangan psikologi individu
Enkulturasi mempengaruhi perkembangan psikologi individu melalui proses belajar dan penyesuaian alam pikiran dan sikap individu dengan sistem norma, adat, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya.

b.    Pengaruh Akulturasi terhadap perkembangan psikologi individu
Akulturasi mempengaruhi perkembangan psikologi individu melalui suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Akulturasi terjadi karena sekelompok orang asing yang berangsur-angsur mengikuti cara atau peraturan di dalam lingkup orang Indonesia.

c.     Pengaruh Sosialisasi terhadap perkembangan psikologi individu
Beberapa teori perkembangan manusia telah mengungkapkan bahwa manusia telah tumbuh dan berkembang dari masa bayi kemasa dewasa melalui beberapa langkah jenjang. Kehidupan anak dalam menelusuri perkembangnya itu pada dasarnya merupakan kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan. Pada proses integrasi dan interaksi ini faktor intelektual dan emosional mengambil peranan penting. Proses tersebut merupakan proses sosialisasi yang mendudukkan anak-anak sebagai insan yang yang secara aktif melakukan proses sosialisasi.

D.       Awal masa perkembangan dan pola kelekatan (attachment) pada ibu atau pengasuh
Hubungan anak dengan orang tua merupakan sumber emosional dan kognitif bagi anak. Hubungan tersebut memberi kesempatan bagi anak untuk mengeksplorasi lingkungan maupun kehidupan sosial. Hubungan  anak pada masa-masa awal dapat menjadi model dalam hubungan-hubungan selanjutnya. Hubungan awal ini dimulai sejak anak terlahir ke dunia, bahkan sebetulnya sudah dimulai sejak janin berada dalam kandungan (Sutcliffe,2002). Klaus dan Kennel  (dalam Bee, 1981) menyatakan bahwa masa kritis seorang bayi adalah 12 jam pertama setelah dilahirkan. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa kontak yang dilakukan ibu pada satu jam pertama setelah melahirkan selama 30 menit akan memberikan pengalaman mendasar pada anak. 
Hal senada juga dikemukakan oleh Sosa (dalam Hadiyanti,1992) bahwa ibu yang segera didekatkan pada bayi seusai melahirkan akan menunjukkan perhatian 50% lebih besar dibandingkan ibu-ibu yang tidak melakukannya. Menurut Ainsworth (dalam Belsky, 1988) hubungan kelekatan berkembang melalui pengalaman bayi dengan pengasuh  ditahun-tahun awal kehidupannya. Intinya adalah kepekaan ibu dalam memberikan respon atas sinyal yang diberikan bayi, sesegera mungkin atau menunda, respon yang diberikan tepat atau tidak. 
Kelekatan adalah suatu hubungan emosional atau hubungan yang bersifat  afektif antara satu individu dengan individu lainnya yang mempunyai arti khusus, Hubungan yang dibina akan bertahan cukup lama dan memberikan rasa aman  walaupun figur lekat tidak tampak dalam pandangan anak. Sebagian besar anak telah membentuk kelekatan dengan pengasuh utama (primary care giver) pada usia sekitar delapan bulan dengan proporsi 50% pada ibu, 33% pada ayah dan sisanya pada orang lain (Sutcliffe,2002). Kelekatan bukanlah ikatan yang terjadi secara alamiah. Ada  serangkaian proses yang harus dilalui untuk membentuk kelekatan tersebut. Berdasarkan kualitas hubungan anak dengan pengasuh, maka anak akan mengembangkan konstruksi mental atau internal working model mengenai diri dan orang lain yang akan akan menjadi mekanisme  penilaian terhadap penerimaan lingkungan (Bowlby dalam Pramana 1996). Anak yang  merasa yakin terhadap penerimaan  lingkungan akan mengembangkan kelekatan  yang aman dengan figur lekatnya (secure  attachment) dan mengembangkan rasa percaya tidak saja pada ibu juga pada lingkungan.  Hal ini akan membawa pengaruh positif dalam proses perkembangannya. 
Beberapa penelitian membuktikan bahwa anak yang memiliki kelekatan aman akan menunjukkan  kompetensi sosial yang baik pada masa  kanak-kanak (Both dkk dalam Parker, Rubin,  Price dan DeRosier, 1995) serta lebih populer dikalangan teman sebayanya di prasekolah  (La Freniere dan Sroufe dalam Parker dkk,  1995). Anak-anak ini juga lebih mampu membina hubungan persahabatan yang intens, interaksi yang harmonis, lebih responsif  dan tidak mendominasi (Parke dan Waters dalam Parker dkk,1995). 
Sementara itu  Grosman dan Grosman (dalam Sutcliffe, 2002) menemukan bahwa anak dengan kulitas kelekatan aman lebih mampu menangani tugas yang sulit dan tidak cepat berputus asa.  Sebaliknya pengasuh yang tidak menyenangkan akan membuat anak tidak  percaya dan mengembangkan kelekatan yang tidak aman  (insecure attachment).  Kelekatan yang tidak aman dapat membuat anak mengalami berbagai permasalahan yang  disebut dengan gangguan kelekatan  (attachment disorder). Telah disebutkan di atas  bahwa gangguan kelekatan terjadi karena anak gagal membentuk kelekatan yang aman dengan figur lekatnya. Hal ini akan membuat anak mengalami masalah dalam hubungan  social. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak yang mengalami gangguan  kelekatan memiliki orang tua yang juga mengalami masalah yang sama dimasa kecilnya  (Sroufe dalam Cicchetty dan Linch, 1995).  

Sumber :

Senin, 01 Oktober 2012

Pengertian dan tujuan dari psikologi Lintas Budaya serta menjelaskan hubungannya antara Psikologi Lintas Budaya dengan disiplin ilmu yang lain.

Nama              : Novi Nolitavia
Kelas                : 3PA01
Npm                : 15510056
Mata Kuliah    : Psikologi Lintas Budaya
                   
Pengertian Psikologi Lintas Budaya
Pengertian Psikologi lintas budaya secara umum adalah kajian mengenai persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik; mengenai hubungan-hubungan di antara ubaha psikologis dan sosio-budaya, ekologis, dan ubahan biologis; serta mengenai perubahan-perubahan yang berlangsung dalam ubahan-ubahan tersebut.
Sedangkan Menurut Segall, Dasen dan Poortinga, psikologi lintas-budaya adalah kajian mengenai perilaku manusia dan penyebarannya, sekaligus memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya. Definisi ini mengarahkan perhatian pada dua hal pokok: keragaman perilaku manusia di dunia dan kaitan antara perilaku terjadi. Definisi ini relatif sederhana dan memunculkan banyak persoalan. Sejumlah definisi lain mengungkapkan beberapa segi baru dan menekankan beberapa kompleksitas: 1. Riset lintas-budaya dalam psikologi adalah perbandingan sistematik dan eksplisit antara variabel psikologis di bawah kondisi-kondisi perbedaan budaya dengan maksud mengkhususkan antesede-anteseden dan proses-proses yang memerantarai kemunculan perbedaan perilaku.

Tujuan Psikologi Lintas Budaya
Tujuan psikologi lintas budaya adalah untuk melihat manusia dan perilakunya dengan kebudayaan yang ada dan sangat beragam.Untuk mencari persamaan dan perbedaan dalam fungsi-fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik.Serta untuk melihat kedua perilaku universal dan perilaku unik untuk mengidentifikasi cara dimana budaya memberikan dampak terhadap perilaku kita,kehidupankeluarga, pendidikan,pengalamansosial dan daerah lainnya.

Hubungan Psikologi Lintas Budaya dengan ilmu lain
Psikologi lintas budaya jelas memiliki semua persyaratan suatu upaya interdisipliner. Di dalamnya dibahas legitimasi pengkajian suatu fenomen dari beragam perspektif tanpa pengkhawatirkan reduksionisme. Konsep terakhir ini sering muncul dalam perdebatan interdispliner untuk memapas fenomena suatu disiplin ke arah penjelasan yang lebih dapat diterima secara umum dalam disiplin mendatang yang “lebih mendasar”.
Untuk membantu kita melihat bagaimana psikologi lintas-budaya berhubungan dengan disiplin lain. Dibelahan kiri terdapat disiplin-disiplin pada aras populasi yang secara luas berkenaan dengan pemaparan, penganalisisan, dan pemahaman terhadap cirri-ciri seluruh populasi, kelompok atau kolekivitas. Dari disiplin-disiplin beraras populasi ini, psikologi lintas-budaya dapat menarik sejumlah informasi substansial. Informasi-informasi ini dapat dikembangkan ilmu psikologi, berfungsinya individu, dan pemahaman terhadap variasi prilaku individu yang tampil dalam populasi beragam budaya.
Cara mewawasi berbagai aras ini tidak lain untuk memaparkan alas an yang sering dikemukakan bahwa secara luas antropologi, ekologi, dan biologi merupakan disiplin–disiplin alamiah (naturalistik)
Dalam suatu analisis terperinci, Jahoda (1982, 1990) mengkaji hubungan antropologi dan psikologi yang banyak hal merupakan hubungan interdisipliner paling substansial. Kemudian disusul suatu periode saling menolak, bahkan bermusuhan, dengan pengecualian pada bidang “budaya dan kepribadian” (kini dikenal sebagai “antropologi psikologi”) pada beberapa dasawarsa terakhir.

Perbedaan Psikologi Lintas Budaya dengan Psikologi Indigenous
Indigenous Psychology merupakan suatu terobosan baru dalam dunia psikologi yang mana merupakan suatu untuk memahami manusia berdasarkan konteks kultural/budaya. Indigenous psychology dapat juga didefinisikan sebagai pandangan psikologi yang asli pribumi dan memiliki pemahaman mendasar pada fakta-fakta atau keterangan yang dihubungkan dengan konteks kebudayaan setempat. Jadi perbedaan Psikologi lintas budaya dengan Psikologi Indigenous adalah Psikologi lintas budaya berfokus pada membicararakan isu, konsep dan metode yang dikembangkan oleh komunitas ilmiah di barat—kebanyakan Amerika Serikat dan Eropa Barat—dan yang dipelajari di timur—kebanyakan negara dunia. Sedangkan Psikologi Indigenous mencakup studi tentang isu dan konsep yang mencerminkan kebutuhan dan realitas dari budaya tertentu—dalam hal ini, tentu akan banyak upaya untuk memodifikasi instrumen guna memasukkan perspektif indigenus/setempat.

 Perbedaan Psikologi Budaya dengan Psikologi Lintas Budaya
Psikologi budaya adalah studi tentang cara tradisi budaya dan praktek sosial meregulasikan, mengekspresikan, mentransformasikan dan mengubah psike manusia. Jadi perbedaan Psikologi lintas budaya dengan Psikologi budaya adalah Psikologi lintas budaya melihat persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik sedangkan Psikologi budaya melihat bagaimana budaya dapat mentransformasikan dan mengubah psike seseorang.

Perbedaan Antropologi dengan Psikologi Lintas Budaya
Sementara psikologi lintas-budaya dan antropologi sering tumpang tindih, baik disiplin cenderung memfokuskan pada aspek yang berbeda dari suatu budaya. Sebagai contoh, banyak masalah yang menarik bagi psikolog yang tidak ditangani oleh antropolog, yang memiliki masalah mereka sendiri secara tradisional, termasuk topik-topik seperti kekerabatan, distribusi tanah, dan ritual. Ketika antropolog melakukan berkonsentrasi pada bidang psikologi, mereka fokus pada kegiatan dimana data dapat dikumpulkan melalui pengamatan langsung, seperti usia anak-anak di sapih atau praktek pengasuhan anak. Namun, tidak ada tubuh yang signifikan data antropologi pada banyak pertanyaan yang lebih abstrak sering ditangani oleh psikolog, seperti konsepsi budaya intelijen.

Sumber :

Kamis, 27 September 2012

cerita yang tertunda untuk dipublis karena terkatung dalam draf -__-

zzzzzzzzzzzzzzzzzzz
apa kabar ini blog? ga lumutan kan ditinggal sama yang punya. hahaha..
udah lama banget nih ga nyentuh ini blog untuk sekedar membubuhkan cerita-cerita sederhana dari hati saya yang disuguhkan untuk kalian semua para nollycius (sok punya julukan fans mah ya -_-)

mmmmm bingung juga mau cerita apa, karena udah terlalu lama ga cerita ampe bingung mau cerita apa soalnya udah terlalu banyak, kalau mau diceritain juga pasti panjang ( iya bgt sih, kaya ceritanya ditunggu aja, hihi..)

aiueo aiueo #latihan dulu
yuk kita mulai, sekarang cerita ulang tahun saya aja yah
pada tanggal 19 mei 2012 kemarin saya baru saja genap berumur 20 tahun, yang katanya diumur2 segini itu biasanya manusia menjadi lebih matang dan dewasa (buah mangga kali matang)

pada tanggal segitu kebeneran saya lagi pulang keserang dan pas banget banget sahabat2 SMA saya juga lagi kumpul disini, karena kita jarang banget ketemu karena posisi kuliah kita yang berbeda-beda.

ceritanya sih mungkin mereka mau ngasih suprise sama saya tapi jadi ga suprise karena sayang sekali rencana mereka kurang tepat, karena pada saat mereka menelfon mama saya untuk memberitahu bahwa mereka mau dateng kerumah untuk ngasih suprise saya lagi ngorol dikamar dengan mama sontak saat mereka telfon mama, saya mendengar percakapan mereka ditelfon, dan mama saya juga langsung ketawa. hahahahhahahahhaha...
tapi walaupun begitu saya tetep suprise ko kalian hadir dimalam hari pada saat saya berulang tahun :)
makasih yah untuk kalian semua dea, icha, indy, febi.


makasih juga udah bawain donat mokko dan kado.
mksh juga untuk teman2 saya yang lainnya yg udah datang, mksh juga untuk angga sama emaknya yg udh ngasih kado.
makasih dan syukur alhamdullilah saya panjatkan kepada ALLAH SWT karena saya msh diberi kesehatan diumur ke 20 ini dan terima kasih yg tak pernah habis untuk keluarga ku tercinta atas segalanya, you're my everything :))

Jumat, 23 Maret 2012

Pikiran Yang Luar Biasa :)

Malem semuaaaaaaa :)

ingin nulis sesuatu tapi ga tau mau nulis apa, ingin cerita sesuatu tapi ga tau mau cerita apa, tapi pas tadi buka blog dengan diiringi lagu beyonce-Halo yang jadi backsound blog saya ini, saya jadi semangat ingin membubuhkan sesuatu tulisan baru diblog saya walaupun ga tau juga mau nulis apa, emang sedikit aneh -_-
tapi hari ini sungguh sesuatu, saya merasa senang luar biasa tak terhingga tanpa tau sebabnya, ouh ya tiba2 inget sama temen saya yang suka bersenda gurau ataupun sekedar bercerita ataupun tukar cerita Via telfon mau malam, sore atau pun siang hari kalau lagi ga ada jdwal kuliah :)

            Saya suka heran sama temen saya yang satu ini, kadang saya sampe bingung mau berkata apa lagi karena pikiran dia suka diambang ambang jembatan yang tinggi tak terhingga sehingga saya pun susah menggapainya untuk mengerti. Tetapi saya coba pahami dan selami semua perkataan yang ia uraikan kepada saya, dan dengan pembicaraan yang kita lakukan tiap harinya via telfon suka membuat saya menggebu-gebu dengan ceritanya, membuat saya berfikir, membuat saya tertawa, membuat saya tecengan, membuat saya menggeleng-gelengkan kepala, bahkan mengguling-gulingkan badan diatas kasur. hahaha... teman saya memang luar biasa :)
ia pun suka membuat saya tak sadar dengan apa yang telah saya ucapkan dan lakukan dikamar kostan, dia bisa membuat saya berteriak ga karuan, membuat saya mengeluarkan kata2 yang bijak bahkan luar biasa dari mulut konyol saya ini.

            Pembicaraan kita itu sebenernya sih ringan tetapi yang tadinya ringan bisa menjadi berat karena berat badan kita yang sama- sama berat, upsssss salah. hhahahahahah
pembicaraan kita bisa berat karena lagi2 karena pemikiran teman saya ini yang suka diambang tower yang tinggi, sehingga saya harus berfikir keras untuk mengembalikannya kepada ambang kewajaran bahkan turun dari tower itu, mulai ngaco kan, hahaaaa
intinya sih semua orang pasti suka bahkan sering memikirkan sesuatu yang belum terjadi bahkan sesuatu yang tidak difikirkan oleh orang lain tapi teman saya yang satu ini bedaaaaaaaa, karena cara berfikir dia yangggggg. Ya bgitulah pokonya suka ga bisa ditebak dengan alur cerita yang biasanya ngalur ngidul, dengan prolog yang panjang yang biasanya ditengah cerita dia bilang "BUKAN ITU SIH YANG GW MAU CERITAIN", Tetottttttt gimana ga aneh prolognya udah sepanjang lirik lagu satu album ternyata bukan itu maksud dari cerita yang ingin dia ceritain -_-
pokonya mantep bin luar biasa kalau udah ngobrol via telfon sama temen saya yang satu ini, love you my Khadijah Mardhiyah you very2 chibi2 HA HA HA. smoga ga marah ya orangnya diomongin disini.

Nah gw ketularan aneh kan, bilang ga tau mau nulis apa, ga tau mau cerita apa akhirnya panjang bener nih cerita, hahahahaha...
ini jari-jari tangan gw yang bahenol jalan dengan sendirinya menyabit-nyabit keyboar dengan manisnya, loh mulai ngawur.
udah deh sekian dulu thank for read my story, ihiyyyyyy :)

Selasa, 20 Maret 2012

KESEHATAN MENTAL PADA KASUS KLEPTOMANIA

       
Nama              : Novi Nolitavia
Npm                : 15510056
Kelas               : 2PA01
Mata Kuliah      : Kesehatan Masyarakat
Tugas Kedua  


       Dalam kehidupan sehari-hari pasti kita sering sekali mendengar kata Kleptomania. Banyak orang yang berlebihan dalam menangani masalah ini, Kita tidak bisa menyalahkan sepenuhnya pada pelaku kleptomania.
untuk menghindari kejadian-kejadian seperti ini seharusnya kita mengetahui dahulu latar belakang medis si pencuri itu sendiri.

sebelumnya kita harus mengetahui secara baik apa itu kleptomania, apakah kalian tahu arti kleptomania secara intelektual medis?

       Kleptomania merupakan suatu gangguan psychis (gangguan kejiwaan) yang disebabkan oleh pengalaman dan perilaku masa kecil yang mendalam dan banyak faktor yang membuat kebiasaan itu semakin tumbuh berkembang. Gangguan kejiwaan semacam ini bukan karena khayalan atau halusinasi, sehingga pengidap kleptomania juga bisa didiagnosa dan diobservasi dari kebiasaan dan kelakuan yang mereka lakukan ketika melihat barang atau sesuatu yang dimiliki orang. Mereka melakukan pencurian kecil-kecilan bukan karena cemburu atau benci terhadap orang yang mempunyai barang tertentu tetapi hanya karena ada dorongan dari otaknya untuk melakukan pengambilan barang itu yang menjadi semacam tantangan untuk membuktikan pada dirinya bahwa dia bisa melakukan itu tanpa diketahui oleh orang yang punya.


Siapa saja orang yang mengidap kleptomania ?
       Orang yang mengidap kleptomania adalah orang yang tidak bisa mengontrol dirinya untuk menahan keinginan mengambil sesuatu milik orang (melakukan pencurian). Tidak ada batasan umur atau jabatan atau orang itu kaya dan miskin, wanita atau pria, anak atau dewasa. Kleptomania bisa terjadi kepada siapa saja dan di mana pun berada.
pasti kalian semua juga ingin mengetahui apa saja penyebab dari kleptomania ini.
          Kleptomania bisa disebabkan juga oleh beberapa faktor selain genetik, tetapi kebanyakan yang terjadi adalah ketika masa muda mereka kurang perhatian dan banyak menghadapi masalah misalnya ADHD (Attention Deficit Hyperactief Disorder) atau sebaliknya ADD (Attention Deficit Disorder). Mereka, dengan cara itu akan mendapat perhatian, sehingga terjadilah reaksi yang kadang membuat mereka ketagihan dan akan terus mengulanginya, dan mereka akan merasa bahagia dalam hatinya ketika mereka tertangkap basah karena merasa diperhatikan. Ini dapat dilihat dari gaya dan cara menjawab pertanyaan seolah-olah itu kejadian biasa, sehingga saat itu tumbuh rasa ingin mengulanginya kembali untuk mendapat perhatian.

       Dari penjelasan diatas apakah orang yang mengidap kleptomania adalah orang-orang yang memiliki mental yang tidak sehat?

menurut saya orang yang mengidap kleptomania adalah orang yang memiliki mental yang tidak sehat karena ciri-ciri mental yang tidak sehat adalah :
1. Perasaan tidak nyaman (inadequacy) 
2. Perasaan tidak aman (insecurity) 
3. Kurang memiliki rasa percaya diri (self-confidence) 
4. Kurang memahami diri (self-understanding) 
5. Kurang mendapat kepuasan dalam berhubungan sosial 
6. Ketidakmatangan emosi 
7. Kepribadiannya terganggu 
8. Mengalami patologi dalam struktur sistem syaraf 
dan karakteristik mental yang sehat itu :
1. Terhindar dari Gangguan Jiwa 
2. Dapat menyesuaikan diri 
3. Memanfaatkan potensi semaksimal mungkin 
4. Tercapai kebahagiaan pribadi dan orang lain 
     pada kasus kleptomania ini seseorang kurang mendapatkan perhatian dan kepuasan, sehingga ia melakukkan pencurian tersebut dan memiliki gangguan jiwa, sedangkan mental yang sehat itu terhindar dari gangguan jiwa.
cukup sekian dari saya kurang lebihnya mohon maaf, semoga bisa bermanfaat bagi semuanya.




Senin, 19 Maret 2012

PSIKOLOGI KESEHATAN MENTAL


Nama              : Novi Nolitavia
Npm                : 15510056
Kelas               : 2PA01
Mata Kuliah      : Kesehatan Masyarakat
Tugas Pertama  

       Kesehatan mental (Mental hygiene) merujuk pada pengembangan dan aplikasi seperangkat prinsip-prinsip praktis yang diarahkan kepada pencapaian dan pemeliharaan unsur psikologis dan Pencegahan dari kemungkinan timbulanya kerusakan mental atau malajudjusment. Kesehatan mental terkait dengan (1) bagaimana kita memikirkan, merasakan menjalani kehidupan sehari-hari; (2) bagaimana kita memandang diri sendiri dan sendiri dan orang lain; dan (3) bagaimana kita mengevaluasi berbagai alternatif dan mengambil keputusan. Seperti halnya kesehatan fisik, kesehatan mental sangat penting bagi setiap fase kehidupan. kesehatan mental meliputi upaya-upaya mengatasi stres, berhubungan dengan orang lain, dan mengambil keputusan.
Kesehatan mental tertentang dari yang baik sampai dengan yang buruk, dan setiap orang akan mengalaminya. tidak sedikit orang, pada waktu-waktu tertentu mengalami masalah-masalah kesehatan mental selama rentang kehidupannya. Fungsi-fungsi jiwa seperti pikiran, perasaan, sikap, pandangan dan keyakinan hidup, harus dapat saling membantu dan bekerjasama satu sama lain sehingga dapat dikatakan adanya keharmonisan yang menjauhkan orang dari perasaan ragu dan terhindar dari kegelisahan dan pertentangan batin (konflik).
Hadfield : ”upaya memeliharaan mental yang sehat dan mencegah agar mentak tidak sakit”. 
Alexander Schneiders : ”suatu seni yang praktis dalam mengembangkan dan menggunakan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan kesehatan mental dan penyesuaian diri, serta pencegahan dari gangguan-gangguan psikologis”. 
Carl Witherington : ”ilmu pemeliharaan kesehatan mental atau sistem tentang prinsip, metode, dan teknik dalam mengembangkan mental yang sehat”.


KARAKTERISTIK MENTAL YANG SEHAT

1. Terhindar dari Gangguan Jiwa
Zakiyah Daradjat (1975) mengemukakan perbedaan antara gangguan jiwa (neurose) dengan penyakit jiwa (psikose), yaitu:
Neurose masih mengetahui dan merasakan kesukarannya, sebaliknya yang kena psikose tidak. 
Neurose kepribadiannya tidak jauh dari realitas dan masih hidup dalam alam kenyataan pada umumnya. sedangkan yang kena psikose kepribadiaannya dari segala segi (tanggapan, perasaan/emosi, dan dorongan-dorongan) sangat terganggu, tidak ada integritas, dan ia hidup jauh dari alam kenyataan.
2. Dapat menyesuaikan diri
Penyesuaian diri (self adjustment) merupakan proses untuk memperoleh/ memenuhi kebutuhan (needs satisfaction), dan mengatasi stres, konflik, frustasi, serta masalah-masalah tertentu dengan cara-cara tertentu. Seseorang dapat dikatakan memiliki penyesuaian diri yang normal apabila dia mampu memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalahnya secara wajar, tidak merugikan diri sendiri dan lingkungannya, serta sesuai denagn norma agama.
3. Memanfaatkan potensi semaksimal mungkin
Individu yang sehat mentalnya adalah yang mampu memanfaatkan potensi yang dimilikinya, dalam kegiatan-kegiatan yang positif dan konstruktif bagi pengembangan kualitas dirinya. pemanfaatan itu seperti dalam kegiatan-kegiatan belajar (dirumah, sekolah atau dilingkungan masyarakat), bekerja, berorganisasi, pengembangan hobi, dan berolahraga.
4. Tercapai kebahagiaan pribadi dan orang lain
Orang yang sehat mentalnya menampilkan perilaku atau respon-responnya terhadap situasi dalam memenuhi kebutuhannya, memberikan dampak yang positif bagi dirinya dan atau orang lain. dia mempunyai prinsip bahwa tidak mengorbankan hak orang lain demi kepentingan dirnya sendiri di atas kerugian orang lain. Segala aktivitasnya di tujukan untuk mencapai kebahagiaan bersama.

Karakteristik pribadi yang sehat mentalnya juga dijelaskan pada tabel sebagai berikut (Syamsu Yusuf LN ; 1987).

ASPEK PRIBADI
KARAKTERISTIK
Fisik
Perkembangannya normal.
Berfungsi untuk melakukan tugas-tugasnya.
Sehat, tidak sakit-sakitan.
Psikis
Respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
Memiliki Insight dan rasa humor.
Memiliki respons emosional yang wajar.
Mampu berpikir realistik dan objektif.
Terhindar dari gangguan-gangguan psikologis.
Bersifat kreatif dan inovatif.
Bersifat terbuka dan fleksibel, tidak difensif.
Memiliki perasaan bebas untuk memilih, menyatakan pendapat dan bertindak.
Sosial
Memiliki perasaan empati dan rasa kasih sayang (affection) terhadap orang lain, serta senang untuk memberikan pertolongan kepada orang-orang yang memerlukan pertolongan (sikap alturis).
Mampu berhubungan dengan orang lain secara sehat, penuh cinta kasih dan persahabatan.
Bersifat toleran dan mau menerima tanpa memandang kelas sosial, tingkat pendidikan, politik, agama, suku, ras, atau warna kulit.
Moral-Religius
Beriman kepada Allah, dan taat mengamalkan ajaran-Nya.
Jujur, amanah (bertanggung jawab), dan ikhlas dalam beramal.

Uraian diatas, menunjukan ciri-ciri mental yang sehat, sedangkan yang tidak sehat cirinya sebagai berikut :
1. Perasaan tidak nyaman (inadequacy) 
2. Perasaan tidak aman (insecurity) 
3. Kurang memiliki rasa percaya diri (self-confidence) 
4. Kurang memahami diri (self-understanding) 
5. Kurang mendapat kepuasan dalam berhubungan sosial 
6. Ketidakmatangan emosi 
7. Kepribadiannya terganggu 
8. Mengalami patologi dalam struktur sistem syaraf (thorpe, dalam schneiders, 1964;61).


Sumber :
-       Syamsu Yusuf. 2009. Mental Hygiene. Bandung : Maestro

Pembuatan sistem pakar untuk tes kepribadian menggunakan metode inventori

ABSTRACT             At the present time is the development of technology and communications from time to time experienced increasing rap...