Nama : Novi Nolitavia
Npm : 15510056
Kelas : 2PA01
Mata
Kuliah : Kesehatan Masyarakat
Tugas
Pertama
Kesehatan mental
(Mental hygiene) merujuk pada pengembangan dan aplikasi seperangkat
prinsip-prinsip praktis yang diarahkan kepada pencapaian dan pemeliharaan unsur
psikologis dan Pencegahan dari kemungkinan timbulanya kerusakan mental atau
malajudjusment. Kesehatan mental terkait dengan (1) bagaimana kita memikirkan,
merasakan menjalani kehidupan sehari-hari; (2) bagaimana kita memandang diri
sendiri dan sendiri dan orang lain; dan (3) bagaimana kita mengevaluasi
berbagai alternatif dan mengambil keputusan. Seperti halnya kesehatan fisik, kesehatan
mental sangat penting bagi setiap fase kehidupan. kesehatan mental meliputi
upaya-upaya mengatasi stres, berhubungan dengan orang lain, dan mengambil
keputusan.
Kesehatan
mental tertentang dari yang baik sampai dengan yang buruk, dan setiap orang
akan mengalaminya. tidak sedikit orang, pada waktu-waktu tertentu mengalami
masalah-masalah kesehatan mental selama rentang kehidupannya. Fungsi-fungsi
jiwa seperti pikiran, perasaan, sikap, pandangan dan keyakinan hidup, harus
dapat saling membantu dan bekerjasama satu sama lain sehingga dapat dikatakan
adanya keharmonisan yang menjauhkan orang dari perasaan ragu dan terhindar dari
kegelisahan dan pertentangan batin (konflik).
Hadfield :
”upaya memeliharaan mental yang sehat dan mencegah agar mentak tidak sakit”.
Alexander
Schneiders : ”suatu seni yang praktis dalam mengembangkan dan menggunakan
prinsip-prinsip yang berhubungan dengan kesehatan mental dan penyesuaian diri,
serta pencegahan dari gangguan-gangguan psikologis”.
Carl
Witherington : ”ilmu pemeliharaan kesehatan mental atau sistem tentang
prinsip, metode, dan teknik dalam mengembangkan mental yang sehat”.
KARAKTERISTIK
MENTAL YANG SEHAT
1. Terhindar
dari Gangguan Jiwa
Zakiyah
Daradjat (1975) mengemukakan perbedaan antara gangguan jiwa (neurose) dengan
penyakit jiwa (psikose), yaitu:
Neurose
masih mengetahui dan merasakan kesukarannya, sebaliknya yang kena psikose
tidak.
Neurose
kepribadiannya tidak jauh dari realitas dan masih hidup dalam alam kenyataan
pada umumnya. sedangkan yang kena psikose kepribadiaannya dari segala segi
(tanggapan, perasaan/emosi, dan dorongan-dorongan) sangat terganggu, tidak ada
integritas, dan ia hidup jauh dari alam kenyataan.
2. Dapat
menyesuaikan diri
Penyesuaian
diri (self adjustment) merupakan proses untuk memperoleh/ memenuhi kebutuhan (needs
satisfaction), dan mengatasi stres, konflik, frustasi, serta
masalah-masalah tertentu dengan cara-cara tertentu. Seseorang dapat dikatakan
memiliki penyesuaian diri yang normal apabila dia mampu memenuhi kebutuhan dan
mengatasi masalahnya secara wajar, tidak merugikan diri sendiri dan
lingkungannya, serta sesuai denagn norma agama.
3. Memanfaatkan
potensi semaksimal mungkin
Individu
yang sehat mentalnya adalah yang mampu memanfaatkan potensi yang dimilikinya,
dalam kegiatan-kegiatan yang positif dan konstruktif bagi pengembangan kualitas
dirinya. pemanfaatan itu seperti dalam kegiatan-kegiatan belajar (dirumah,
sekolah atau dilingkungan masyarakat), bekerja, berorganisasi, pengembangan
hobi, dan berolahraga.
4. Tercapai
kebahagiaan pribadi dan orang lain
Orang
yang sehat mentalnya menampilkan perilaku atau respon-responnya terhadap
situasi dalam memenuhi kebutuhannya, memberikan dampak yang positif bagi
dirinya dan atau orang lain. dia mempunyai prinsip bahwa tidak mengorbankan hak
orang lain demi kepentingan dirnya sendiri di atas kerugian orang lain. Segala
aktivitasnya di tujukan untuk mencapai kebahagiaan bersama.
Karakteristik
pribadi yang sehat mentalnya juga dijelaskan pada tabel sebagai berikut (Syamsu
Yusuf LN ; 1987).
ASPEK
PRIBADI
|
KARAKTERISTIK
|
Fisik
|
Perkembangannya
normal.
Berfungsi
untuk melakukan tugas-tugasnya.
Sehat,
tidak sakit-sakitan.
|
Psikis
|
Respek
terhadap diri sendiri dan orang lain.
Memiliki
Insight dan rasa humor.
Memiliki
respons emosional yang wajar.
Mampu
berpikir realistik dan objektif.
Terhindar
dari gangguan-gangguan psikologis.
Bersifat
kreatif dan inovatif.
Bersifat
terbuka dan fleksibel, tidak difensif.
Memiliki
perasaan bebas untuk memilih, menyatakan pendapat dan bertindak.
|
Sosial
|
Memiliki
perasaan empati dan rasa kasih sayang (affection) terhadap orang lain, serta
senang untuk memberikan pertolongan kepada orang-orang yang memerlukan
pertolongan (sikap alturis).
Mampu
berhubungan dengan orang lain secara sehat, penuh cinta kasih dan
persahabatan.
Bersifat
toleran dan mau menerima tanpa memandang kelas sosial, tingkat pendidikan,
politik, agama, suku, ras, atau warna kulit.
|
Moral-Religius
|
Beriman
kepada Allah, dan taat mengamalkan ajaran-Nya.
Jujur,
amanah (bertanggung jawab), dan ikhlas dalam beramal.
|
Uraian
diatas, menunjukan ciri-ciri mental yang sehat, sedangkan yang tidak sehat
cirinya sebagai berikut :
1.
Perasaan tidak nyaman (inadequacy)
2.
Perasaan tidak aman (insecurity)
3.
Kurang memiliki rasa percaya diri (self-confidence)
4.
Kurang memahami diri (self-understanding)
5.
Kurang mendapat kepuasan dalam berhubungan sosial
6.
Ketidakmatangan emosi
7.
Kepribadiannya terganggu
8.
Mengalami patologi dalam struktur sistem syaraf (thorpe, dalam schneiders,
1964;61).
Sumber
:
-
Syamsu Yusuf. 2009. Mental Hygiene. Bandung : Maestro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar