Nama : Novi Nolitavia
Kelas : 3PAO1
Npm : 15510056
Mata Kuliah : Psikoterapi
A. Hakikat Analisis Eksistensialis
Pendekatan eksistensial-humanistik, di lain pihak menekankan renungan-renungan filosofis tentang apa artinya menjadi manusia yang utuh. Analisis eksistensial adalah suatu metode atau pendekatan yang digunakan untuk mengungkapkan eksistensi individu secara utuh dan menyeluruh. Analisis eksistensial merupakan kajian psikologis untuk mengungkap eksistensi manusia pada taraf empiris (Binswanger). Terapi eksistensial, terutama berpijak pada premis bahwa manusia tidak bisa melarikan diri dari kebebasan dan bahwa kebebasan dan tanggung jawab itu saling berkaitan.
B. Konsep-konsep Utama Eksistensialis
1. Pandangan tentang sifat manusia
- Psikologi eksistensial-humanistik berfokus pada kondisi manusia.
- Pendekatan ini terutama adalah suatu sikap yang menekankan pada pemahaman atas manusia,
- pendekatan eksistensial-humanistik bukan suatu aliran terapi,
- sutu pendekatan yang mencangkup terapi-terapi berlainan yang kesemuanya berlandaskan konsep-konsep dan asumsi-asumsi tentang manusia.
-
C. Konsep-Konsep Utama Eksistensial, Praktek Terapeutik
1) Kesadaran diri
Manusia memilki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri, suatu kesanggupan yang unik dan nyata yang memungkinkan manusia berpikir dan memutuskan.
2) Kebebasan, tanggung jawab, dan kecemasan
Kesadaran atas kebebasan dan tanggung jawab bisa menimbulkan kecemasan yang menjadi atribut dasar pada manusia. Kecemasan eksistensial juga bisa diakibatkan oleh kesadaran atas keterbatasannya dan atas kemungkinan yang tak terhindarkan untuk mati (nonbeing). Kesadaran atas kematian memiliki arti penting bagi kehidupan individu sekarang, sebab kesadaran tersebut menghadapkan individu pada kenyataan bahwa dia memiliki waktu yang terbatas untuk mengaktualkan potensi-potensinya.
3) Penciptaan makna
Manusia itu unik, dalam arti bahwa dia berusaha untuk menemukan tujuan hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan memberikan makna bagi kehidupan. Pada hakikatnya “kes. Menjadi manusia juga berarti menghadapi kesendirian. Manusia lahir ke dunia sendiri dan mati sendiri pulaendirian” manusia memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan sesamanya dalam suatu cara yang bermakna, sebab manusia adalah makhluk rasional.
D. Proses-proses Terapeutik
1. Tujuan-tujuan Terapeutik
- Terapi eksistensial bertujuan agar klien mengalami keberadaannya secara otentik dengan menjadi sadar atas keberadaan dan potensi-potensi serta sadar bahwaa ia dapat membuka diri dan bertindak berdasarkan kemampuannya.
- Terdapat tiga karakteristik dari keberadaan otentik: (1) menyadari sepenuhnya keadaan sekarang, (2) memilih bagaimana hidup pada saat sekarang, dan (3) memikul tanggung jawab untuk memilih.
2. Fungsi dan Peran Terapis
- Tugas utama terapis adalah berusaha memahami klien sebagai ada dalam-dunia.
- Teknik yang digunakan mengikuti alih-alih mendahulai pemahaman. Karena menekankan pada pengalaman klien sekarang, para terapis eksistensial menunjukkan keleluasaan dalam menggunakan metode-metode, dan prosedur yang digunakan oleh mereka bisa bervariasi, tidak hanya dari klien yang satu kepada klien yang lainnya, tetapi juga dari satu fase terapi ke fase terapi lainnya yang dijalani oleh klien yang sama.
3. Pengalaman Klien dalam Terapi
Klienmampu mengalami secara subjektif persepsi-persepsi tentang dunianya.
4. Hubungan Antara Terapis dan Klien
Penekanan diletakan pada pertemuan antar manusia dan perjalanan bersama alih-alih pada teknik-teknik yang mempengaruhi klien. Isi pertemuan terapi adalah pengalaman klien sekarang, bukan “masalah” klien. Hubungan dengan orang lain dalam kehadiran yang otentik difokuskan kepada “di sini dan sekarang”. Masa lampau atau masa depan hanya penting bila waktunya berhubungan langsung.
E. Penerapan: Teknik-Teknik Prosedur-Prosedur Terapeutik
- Pendekatan eksistensial-humanistik tidak memiliki teknik-teknik yang ditentukan secara ketat.
- Bugental menunjukan bahwa konsep inti psikoanalisis tentang resistensi dan transferensi bisa diterapkan pada filsafat dan praktek terapi eksistensial. Ia menggunakan kerangka psikoanalitik untuk menerangkan fase kerja terapi yang berlandaskan konsep-konsep eksistensial seperti kesadaran, emansipasi, dan kebebasan, kecemasan eksistensial, dan neurosis eksistensial.
Kekurangan dan kelebihan terapi
Salah satu konsep eksistensial yang paling ditentang oleh kalangan psikologi “ilmiah” ialah kebebasan individu untuk menjadi menurut apa yang diinginkannya. Jika benar, maka konsep ini sudah pasti meruntuhkan validitas psikologi yang berpangkal pada konsepsi tentang tingkah laku yang sangat deterministic. Karena jika manusia benar-benar bebas menentukan eksistensinya, maka seluruh prediksi dan control akan menjadi mustahil dan nilai eksperimen menjadi sangat terbatas. (Hall, Calvin S. & Lindzey, Gardner, 1993) . Humanistik eksistensial membuat seseorang merefleksikan hidupnya sehingga orang tersebut mengenali banyaknya pilihan dan dapat menentukan pilihannya sendiri sehingga seseorang akan bertanggung jawab untuk tiap pilihan dan tindakan mereka.
Sumber :
- Abidin, Zaenal. 2007. Analisis Eksistensial. Jakarta: PT Raja Grafindo.
- Corey, Gerald. 2007. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT Refika Aditama.
- Poduska, Bernard. 2000. 4 Teori Kepribadian. Jakarta: Restu Agung.
- Sabri, M. Alisuf. 2001. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar