Minggu, 31 Maret 2013

Client Centered Therapy

Nama               : Novi Nolitavia
Kelas               : 3PAO1
Npm                : 15510056
Mata Kuliah     : Psikoterapi

Client Centered Therapy adalah terapi yang dikembangkan oleh Carl Rogers yang didasarkan kepada asumsi bahwa klien merupakan ahli yang paling baik bagi dirinya sendiri dan merupakan orang yang mampu untuk memecahkan masalahnya sendiri. Tugas terapis adalah mempermudah proses pemecahan masalah mereka sendiri. terapis juga tidak mengajukan pertanyaan menyelidik, membuat penafsiran, atau menganjurkan serangkaian tindakan. istilah terapis dalam pendekatan ini kemudian lebih kenal dengan istilah fasilitator ( Atkinson dkk, 1993).

Untuk mencapai pemahaman klien terdapat permasalahan yang dihadapi, maka dalam diri terapis diperlukan beberapa persyaratan anatara lain adalah : empati, rapport, dan ikhlas.
empati adalah kemampuan memahami perasaan yang dapat mengungkapkan keadaan klien dan kemampuan mengkomunikasikan pemahaman ini terhadap klien. terapis berusaha agar masalah yang dihadapi klien dipandang dari sudut klien sendiri. Rapport adalah menerima klien dengan tulus sebagaimana adanya, termasuk pengakuan bahwa orang tersebut memiliki kemampuan untuk terlibat secara konstruktif dengan masalahnya. Ikhlas dalam arti  sifat terbuka, jujur, dan tidak berpura-pura atau bertindak di balik topeng profesinya ( Atkinson dkk, 1993). selain ketiga hal tersebut, di dalam proses konseling harus terdapat pula adanya jaminan bahwa masalah yang diungkapkan oleh klien dapat dijamin kerahasiannnya serta adanya kebebasan bagi klien untuk kembali lagi berkonsultasi atau tidak sama sekali jika klien sudah dapat memahami permasalahannya sendiri.

menurut Rogers (dalam Corey, 1995), pertanyaan "siapa saya?" dapat menjadi penyebab kebanyakan seseorang datang ke terapis untuk psikoterapi. kebanyakan dari mereka ini bertanya : Bagaimana saya dapat menemukan diri nyata saya? bagaimana saya dapat menjadi apa yang saya inginka ? bagaimana saya memahami apa yang saya yang ada dibalik didnding saya dan menjadi diri sendiri? Oleh karena itu tujuan dari Client Centered Therapy adalah menciptakan iklim yang kondusif bagi usaha membantu klien untuk menjadi pribadi yang dapat berfungsi penuh. guna mencapai tujuan tersebut terapis perlu mengusahakan agar klien dapat menghilangkan topeng yang dikenakannya dan mengarahkannya menjadi dirinya sendiri.


Kelebihan pendekatan client centered therapy
          Pemusatan pada klien dan bukan pada therapist, identifikasi dan hubungan terapi sebagai wahana utama dalam mengubah kepribadian, lebih menekankan pada sikap terapi daripada teknik, klien dapat mengekpresikan dirinya secara penuh ketika mereka mendengarkan dan tidak dijustifikasi

kekurangan Pendekatan client centered therapy
          Terapi berpusat pada klien dianggap terlalu sederhana, terlalu menekankan aspek afektif, emosional, perasaan, tujuan untuk setiap klien yaitu memaksimalkan diri, dirasa terlalu luas dan umum sehingga sulit untuk menilai individu, Sulit bagi therapist untuk bersifat netral dalam situasi hubungan interpersonal, terapi  menjadi tidak efektif ketika konselor terlalu non-direktif dan pasif. Mendengarkan dan bercerita saja tidaklah cukup, minim teknik untuk membantu klien memecahkan masalahnya



sumber :
-          Dwi Riyanti, BP & Prabowo, H. (1998). Seri Diktat Kuliah Psikologi Umum 2. Gunadarma: Depok


Sabtu, 23 Maret 2013

TERAPI HUMANISTIK EKSISTENSIAL




Nama              : Novi Nolitavia
Kelas               : 3PAO1
Npm                : 15510056
Mata Kuliah : Psikoterapi

A.   Hakikat Analisis Eksistensialis
Pendekatan eksistensial-humanistik, di lain pihak menekankan renungan-renungan filosofis tentang apa artinya menjadi manusia yang utuh. Analisis eksistensial adalah suatu metode atau pendekatan yang digunakan untuk mengungkapkan eksistensi individu secara utuh dan menyeluruh. Analisis eksistensial merupakan kajian psikologis untuk mengungkap eksistensi manusia pada taraf empiris (Binswanger). Terapi eksistensial, terutama berpijak pada premis bahwa manusia tidak bisa melarikan diri dari kebebasan dan bahwa kebebasan dan tanggung jawab itu saling berkaitan.

B.   Konsep-konsep Utama Eksistensialis
1.      Pandangan tentang sifat manusia
-      Psikologi eksistensial-humanistik berfokus pada kondisi manusia.
-      Pendekatan ini terutama adalah suatu sikap yang menekankan pada pemahaman atas manusia,
-      pendekatan eksistensial-humanistik bukan suatu aliran terapi,
-      sutu pendekatan yang mencangkup terapi-terapi berlainan yang kesemuanya berlandaskan konsep-konsep dan asumsi-asumsi tentang manusia.
-       
C.   Konsep-Konsep Utama  Eksistensial, Praktek Terapeutik 
1)      Kesadaran diri
      Manusia memilki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri, suatu kesanggupan yang unik dan nyata yang memungkinkan manusia berpikir dan memutuskan.
2)      Kebebasan, tanggung jawab, dan kecemasan
     Kesadaran atas kebebasan dan tanggung jawab bisa menimbulkan kecemasan yang menjadi atribut dasar pada manusia. Kecemasan eksistensial juga bisa diakibatkan oleh kesadaran atas keterbatasannya dan atas kemungkinan yang tak terhindarkan untuk mati (nonbeing). Kesadaran atas kematian memiliki arti penting bagi kehidupan individu sekarang, sebab kesadaran tersebut menghadapkan individu pada kenyataan bahwa dia memiliki waktu yang terbatas untuk mengaktualkan potensi-potensinya.
3)      Penciptaan makna
      Manusia itu unik, dalam arti bahwa dia berusaha untuk menemukan tujuan hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan memberikan makna  bagi kehidupan. Pada hakikatnya “kes. Menjadi manusia juga berarti menghadapi kesendirian. Manusia lahir ke dunia sendiri dan mati sendiri pulaendirian” manusia memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan sesamanya dalam suatu cara yang bermakna, sebab manusia adalah makhluk rasional.

D.  Proses-proses Terapeutik
1.    Tujuan-tujuan Terapeutik
-      Terapi eksistensial bertujuan agar klien mengalami keberadaannya secara otentik dengan menjadi sadar atas keberadaan dan potensi-potensi serta sadar bahwaa ia dapat membuka diri dan bertindak berdasarkan kemampuannya.
-      Terdapat tiga karakteristik dari keberadaan otentik: (1) menyadari sepenuhnya keadaan sekarang, (2) memilih bagaimana hidup pada saat sekarang, dan (3) memikul tanggung jawab untuk memilih.
2.    Fungsi dan Peran Terapis
-      Tugas utama terapis adalah berusaha memahami klien sebagai ada dalam-dunia.
-       Teknik yang digunakan mengikuti alih-alih mendahulai pemahaman. Karena menekankan pada pengalaman klien sekarang, para terapis eksistensial menunjukkan keleluasaan dalam menggunakan metode-metode, dan prosedur yang digunakan oleh mereka bisa bervariasi, tidak hanya dari klien yang satu kepada klien yang lainnya, tetapi juga dari satu fase terapi ke fase terapi lainnya yang dijalani oleh klien yang sama.
3.    Pengalaman Klien dalam Terapi
            Klienmampu mengalami secara subjektif persepsi-persepsi tentang dunianya.
4.    Hubungan Antara Terapis dan Klien
            Penekanan diletakan pada pertemuan antar manusia dan perjalanan bersama alih-alih pada teknik-teknik yang mempengaruhi klien. Isi pertemuan terapi adalah pengalaman klien sekarang, bukan “masalah” klien. Hubungan dengan orang lain dalam kehadiran yang otentik difokuskan kepada “di sini dan sekarang”. Masa lampau atau masa depan hanya penting bila waktunya berhubungan langsung.

E.   Penerapan: Teknik-Teknik Prosedur-Prosedur Terapeutik
-      Pendekatan eksistensial-humanistik tidak memiliki teknik-teknik yang ditentukan secara ketat.
-      Bugental menunjukan bahwa konsep inti psikoanalisis tentang resistensi dan transferensi bisa diterapkan pada filsafat dan praktek terapi eksistensial. Ia menggunakan kerangka psikoanalitik untuk menerangkan fase kerja terapi yang berlandaskan konsep-konsep eksistensial seperti kesadaran, emansipasi, dan kebebasan, kecemasan eksistensial, dan neurosis eksistensial.

Kekurangan dan kelebihan terapi
Salah satu konsep eksistensial yang paling ditentang oleh kalangan psikologi “ilmiah” ialah kebebasan individu untuk menjadi menurut apa yang diinginkannya. Jika benar, maka konsep ini sudah pasti meruntuhkan validitas psikologi yang berpangkal pada konsepsi tentang tingkah laku yang sangat deterministic. Karena jika manusia benar-benar bebas menentukan eksistensinya, maka seluruh prediksi dan control akan menjadi mustahil dan nilai eksperimen menjadi sangat terbatas. (Hall, Calvin S. & Lindzey, Gardner, 1993) . Humanistik eksistensial membuat seseorang merefleksikan hidupnya sehingga orang tersebut mengenali banyaknya pilihan dan dapat menentukan pilihannya sendiri sehingga seseorang akan bertanggung jawab untuk tiap pilihan dan tindakan mereka. 

Sumber :
-      Abidin, Zaenal. 2007. Analisis Eksistensial. Jakarta: PT Raja Grafindo.
-      Corey, Gerald. 2007. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT Refika Aditama.
-      Poduska, Bernard. 2000. 4 Teori Kepribadian. Jakarta: Restu Agung.
-      Sabri, M. Alisuf. 2001. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.





Sabtu, 16 Maret 2013

TERAPI PSIKOANALISA

Nama               : Novi Nolitavia

Kelas               : 3PAO1
Npm                : 15510056
Mata Kuliah     : Psikoterapi


Teori Psikoanalisis dikembangkan oleh Sigmun Freud. Freud mengembangkan ide dan penjelasan awal tentang perilaku manusia dari pengalamannya meneliti beberapa klien, semua wanita yang memperlihatkan gangguan seperti wicara, makan, dll. Gejala ini memiliki dasar fisiologi atau penyebab dan dengan demikian dianggap perilaku neurotik atau “histeria” wanita. Setelah lama meneliti wanita tersebut, freud menyimpulkan bahwa banyak masalah timbul akibat trauma masa kanak-kanan atau gagal menyelesaikan tugas perkembangan psikoseksual. Kebutuhan dan perasaan seksual yang tidak terpenuhi juga peristiwa trauma, direpresi (dikeluarkan dari alam sadar). Perilaku histeria atau neurotik timbul akibat konflik yang tidak selesai.pengalaman awal meneliti klien wanita membentuk dasar teori, keyakinan, dan metode terapi psikoanalisi Freud.
            Teori psikoanalisis mendukung gagasan bahwa semua perilaku manusia ada penyebabnya dan dapat dijelaskan (teori deterministik). Freud yakin bahwa banyak perilaku manusia dimotivasi oleh implus dan naluri seksual yang direpresi.
            Komponen kepribadian : Id, Ego, Superego
Freud mengonseptualisasi struktur kepribadian dalam tiga komponen : Id, ego, superego. Id merupakan bagian sifat individu yang mencerminkan naluri dasar atau bawaan, seperti perilaku mencari kesenangan, agresi, dll. Superego merupakan bagian sifat individu yang mencerminkan konsep moral dan etis, nilai, serta harapan sosial, oleh karena itu superego berlawanan dengan id. Ego merupakan kekuatan pengimbang atau penengah antara id dan superego. Ego dianggap menunjukkan perilaku dewasa dan adaptif, yang memungkinkan individu berhasil menjalankan fungsinya didunia.
Freud yakin bahwa apa yang kita lakukan dan kita katakan dimotivasi oleh alam bawah sadar.
Analisis mimpi Freud. Freud yakin bahwa mimpi individu mencerminkan lebih dari sekedar alam bawah sadar dan memiliki makna yang signifikan. Analisis mimpi, metode utama yang digunakan dalam psikoanalisis, dilakukan dengan mendiskusikan mimpi klien untuk menemukan makna dan arti yang sebenarnya. Freud yakin bahwa mimpi bermakna karena mimpi mengungkap pikiran dan perasaan alam bawah sadar individu walaupun kadang kala makna mimpi tersebut tersembungi atau simbolik. Misalnya wanita mimpi menakutkan tentang ular yang mengejar. Interpretasi Freud adalah bahwa wanita tersebut takut berhubungan intim dengan pria; ular dipandang sebagai simbolik falik, yang melambangkan penis.
Metode laian yang digunakan untuk memasuki pikiran dan perasaan alam bawah sadar ialah asosiasi bebas. Didalam asosiasi bebas, ahli terapi mencoba menemukan pikiran dan perasaan klien yang sesungguhnya dengan mengucapkan kata dan meminta klien berespons cepat dengan hal yang pertama kali terpikir olehnya. Freud yakin bahwa respons yang cepat tersebut akan lebih mungkin untuk menemukan perasaan atau pikiran alam bawah sadar atau yang direpresi.
Kelebihannya Terapi ini memiliki dasar teori yang kuat, dapat lebih mengetahui masalah klien, karena prosesnya dimulai dari mencari tahu penglaman-pengalaman masa lalu pada diri klien, dapat membuat klien mengetahui masalah yang selama ini tidak disadarinya.
Adapun kelemahan dalam terapi ini adalah waktu yang dibutuhkan dalam terapi terlalu panjang yang nantinya membuat klien merasa jenuh, dan memakan banyak biaya.

Sumber  :
-          Videbeck, L. (2001). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Buku Kedokteran : Jakarta
-      Dwi Riyanti, BP & Prabowo, H. (1998). Seri Diktat Kuliah Psikologi Umum 2. Gunadarma: Depok






Pembuatan sistem pakar untuk tes kepribadian menggunakan metode inventori

ABSTRACT             At the present time is the development of technology and communications from time to time experienced increasing rap...